Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Konsep dan Kegunaan Videografi

 

Memahami konsep dan kegunaan videografi dalam Desain Komunikasi Visual

Memahami Konsep dan Kegunaan Videografi dalam Desain Komunikasi Visual


Pengertian Videografi

Pengertian videografi – Kemajuan teknologi membuat seni videografi semakin maju dan profesional. Videografi sudah mempunyai berbagai macam jenis dan format. Jenis videografi yang populer saat ini adalah digital dan analog.

Videografi yang profesional tidak luput dari peran fotografer yang mempunyai keahlian dan kemampuan dalam pengambilan gambar. Videografi dapat dibuat oleh siapapun. Baik yang sudah pengalaman ataupun bagi para pemula.

Untuk lebih memahami dunia videografi, hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui pengertian videografi, sejarah perkembanganya serta teknik pengambil gambar yang tepat dan sesuai.

Videografi merupakan media yang digunakan untuk merekam kejadian menjadi satu gambar dalam bentuk suara atau video. Untuk membuat videografi yang berkualitas, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik pengambilan gambar, karena hasil videografi dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi, kejadian yang direkam dapat diedit sesuai kebutuhan. Video tersebut dapat ditambahkan berbagai efek dan filter yang mendalam, tambahan suara, teks dan sebagainya.

Editing dapat dilakukan menggunakan aplikasi khusus yang banyak tersedia saat ini. Setelah pengeditan selesai video dapat dibagikan sebagai konten Youtube atau kebutuhan lainnya.

Saat ini kebutuhan akan pembuatan videografi semakin meningkat. Videografi bukan hanya digunakan dalam industri hiburan saja, namun berbagai pekerjaan dapat dikemas menjadi video yang menarik. Pembuatan videografi diantaranya ditujukan untuk hiburan, seni, pemasaran, promosi, tutorial, travelling, dan masih banyak lagi.

Tujuan videografi adalah untuk membuat video yang menarik. Semua orang dapat membuat videografi sesuai kebutuhan masing-masing. Videografi dapat digunakan untuk instansi, perusahaan, organisasi, maupun individu.

Teknik dalam Videografi

Pengambilan video dalam videografi harus memerhatikan teknik videografi yang benar. Adanya teknik tersebut, video yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi pengetahuan akan jenis kamera, jenis lensa, dan cara kerjanya menjadi hal penting yang harus dipelajari pula.

Teknik pengambilan gambar dalam videografi meliputi:

1. Teknik pengambilan adegan

Untuk menghasilkan video yang baik, adegan diambil secara konsisten dan beratur. Saat proses pembuatan video lebih baik menggunakan kamera lebih dari satu.

Hal ini bertujuan untuk mengmbil gambar dari segala arah termasuk di ruang terbuka. Saat pengambilan gambar harus memperhatikan posisi untuk menjaga keseimbangan gambar pada kamera.

Saat pengambilan gambar per subjek, pastikan posisi gambar dengan baik. Khususnya saat penyampaian pesan kepada orang lain, posisi kamera harus tepat dan sudut fokus dbuat dengan menarik, agar penonton dapat menikmati latar dalam video tersebut.

Jika semua gambar berisi subjek secara penuh, penonton bisa merasa jenuh saat melihatnya.

2. Teknik zoom atau perbesar gambar

Zoom adalah teknik memperbesar gambar dengan fasilitas (tool) yang ada pada kamera, software atau aplikasi. Penggunaan teknik zoom harus sesuai dengan kebutuhan.Terlalu banyak zoom dapat membuat video tidak bagus, Karena video terlihat amatir bahkan dapat membuat orang yang menontonya menjadi pusing dan tidak paham. Saat ingin mengambil gambar zoom, harus dilakukan secara perlahan dan harus tetap stabil.

Teknik zoom ini dapat merusak kualitas videografi jika tidak dilakukan dengan baik. Sehingga zoom tidak disarankan secara berlebihan, baik untuk optical zoom.

3. Teknik frame dan subjek gambar

Sebagian orang khawatir jika penempatan subjek tidak berada di tengah. Padahal hal tersebut tidak memengaruhi kualitas gambar jika dilakukan dengan baik.

Pengambilan subjek gambar harus disesuaikan dengan frame yang ada. Frame akan memberikan kesan menarik dan menyatu dengan sempurna. Sebagai contoh jika subjek berada di ruang terbuka seperti taman, pengambilan gambar harus mencakup taman tersebut karena taman merupakan frame dari subjek.  

Jika video hanya fokus pada subjek, akan terkesan membosankan dan penonton tidak dapat menikmati keindahan di sekitar lokasi. Frame juga dapat memberikan nilai plus pada videografi.

4. Teknik pengambilan detail

Dalam videografi teknik pengambilan latar belakang dengan wide shot harus diperhatikan. Hal tersebut karena wide shot dapat digunakan untuk memberikan petunjuk akan lokasi dan tempat yang lebih spesifik.

Untuk mendapatkan wide shot yang bagus, harus fokus pada hal detail seperti lampu, lentera, perahu, dan sebagainya. Melalui hal yang mendetail tersebut, videografi dapat menyampaikan pesan khusus kepada penonton. Serta memberikan penekanan kepada subjek tertentu. Namun, pastikan subjek tersebut sesuai dengan konsep dari video yang dibuat.

5. Teknik pengambilan angle

Untuk mengambil gambar dengan angle yang berbeda dapat menggunakan footage. Teknik ini dapat dilakukan jika gambar tidak bisa dimasukan saat editing. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, pengambilan video harus memperhatikan jarak pandang ke atas dan ke bawah.

Dengan angle yang berbeda, hasil video yang dibuat lebih menarik. Angle juga dapat memberikan detail terhadap subjek tertentu. Serta dapat menyampaikan informasi kepada penonton.

Macam - Macam Anggel atau Teknik Pengambilan Gambar

  • Bird Eye (Mata Burung)

Bird eye atau mata burung merupakan sudut pengambilan gambar yang diambil dari hampir atau bahkan di atas objek yang kita rekam. Untuk menciptakan bird eye angle, fotografer/sinematografer harus mengambil gambar di tempat yang sangat tinggi dari si objek, biasanya untuk mengambil sudut ini bisa menggunakan drone. Posisi kamera akan selalu melihat kebawah. Posisi ini sering digunakan untuk mengambil gambar suasana.

Bird Eye (Mata Burung)
Contoh pengambilan gambar secara Bird Eye

  • High Angle

Di bawah bird eye kita akan mengenal high angle. High angle merupakan sudut pandang tinggi yang diambil di atas objek namun tidak se-extreme bird eye. sehingga muka objek masih bisa terlihat oleh kamera. Bagian kepala objek akan terlihat lebih besar daripada kakinya. Posisi kamera high angle akan selalu miring ke bawah.

High Angle
Contoh pengambilan gambar secara High Anggel

  • Eye Level/ Normal Level/ Straight Level

Sudut pandang eye level dibuat sejajar dengan mata atau objek yang direkam. Posisi kamera pun tidak miring ke atas maupun ke bawah. Posisi ini merupakan angle paling netral dan sudut pandang yang paling jujur apa adanya.

Eye Level/ Normal Level/ Straight Level
Contoh pengambilan gambar  Eye Level/ Normal Level/ Straight Level

  • Low Level

Turun dari eye level kita mengenal low angle atau sudut pandang rendah. Sudut pandang ini berada dibawah kepala objek. Posisi kamera akan selalu miring ke atas. Namun muka dari objek masih bisa terlihat. Kaki objek akan lebih besar dan kepala objek. Posisi ini sering digunakan dalam film super hero.

Low Level
Contoh pengambilan gambar Low Level

  • Frog Eye Angle

Frog eye merupakan sudut pandang kamera terendah, biasa disebut sudut pandang mata katak. Frog eye diambil dari sudut paling bawah bahkan menyentuh lantai/dasar. Fotografer/sinematografer bisa saja harus tiarap untuk mengambil sudut pandang ini. Frog eye biasanya akan memperlihatkan sudut bawah objek seperti kaki.

Frog Eye Angle

6. Backlight

Backlight merupakan cahaya matahari yang membelakangi subjek. Sehingga pencahayaan menjadi gelap atau kontras. Backlight dapat membuat gambar terlihat tidak jelas. Sehingga kondisi kamera harus diperhatikan atau dapat memperbaiki situasi di lokasi syuting. Backlight dapat menghasilkan video yang tidak jelas dan tidak bisa fokus pada subjek yang dituju.

Dengan kemajuan teknologi, backlight dapat diatasi dengan menggunakan kamera yang canggih. Saat ini kamera sudah dilengkapi dengan fitur pengaturan cahaya untuk mengurangi efek backlight saat situasi pengembilan gambar tidak bisa diubah.

7. Tidak menggunakan effects

Kebanyak video menggunakan efek sephia atau effects spesial lainnya, bsehingga video tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas video. bKhususnya saat video ingin dizoom atau diperbesar. Pemberian efek bbiasanya membuat video menjadi pecah atau buram.

Hindari penggunakan efek pada video. Untuk membuat videografi menarik tanpa menggunakan efek, bisa menggunakan software editing yang ringan.Saat selain software ada banyak aplikasi (app) edit Video baik yang berbasis androd maupun Ios tanpa mengurangi kualitas dari video aslinya. Untuk menghasilkan videografi yang sempura dibutuhkan teknik yang tepat. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah penerangan. Penerangan yang baik dapat diciptakan secara alami, melalui kamera, ataupun dengan setting lokasi yang sesuai.

Perbedaan Sinematografi dan Videografi

Peralihan analog menuju digital dapat dikatakan cukup banyak berkontribusi dalam perkembangan teknologi di berbagai bidang industri. Tak terlepas pula teknologi pada bidang audio/visual. Dapat dikatakan demikian karena peralihan tersebut mampu mengubah atau bahkan melahirkan istilah-istilah yang belum pernah ada sebelumnya. Sebelumnya, istilah “sinematografi” hanya merujuk pada sebuah disiplin ilmu yang merupakan salah satu aspek yang membangun sebuah film. Namun, dewasa ini tak jarang pula kita mendengar istilah tersebut digunakan di luar industri film. Kerap terjadi penggunaannya pada seni dalam memproduksi sebuah video, yang sebenarnya lebih tepat jika menggunakan istilah “videografi”. Meski sama-sama merupakan istilah dalam bidang audio/visual dan terasa tipis perbedaannya, perbedaan videografi dan sinematografi sebenarnya cukup jelas.

Sejak lahirnya industri film, istilah sinematografi merujuk pada sebuah disiplin ilmu yang dipelajari dan diterapkan oleh profesi sinematografer atau yang biasa disebut dengan DP/DoP (Director of Photography) dalam sebuah produksi film. Sinematografi meliputi segala elemen visual yang akan ditampilkan pada layar ketika film ditayangkan. Elemen-elemen tersebut meliputi framing, zooming, exposure, tata cahaya, komposisi, pergerakan kamera, sudut-sudut kamera, pemilihan film, pemilihan lensa, fokus, warna, penggunaan filter, dan depth of field.

Sedangkan istilah videografi muncul setelah adanya medium elektronik untuk menangkap sebuah gambar bergerak yang berbasis digital yaitu kamera video, karena video yang dihasilkan memang dikhususkan untuk ditayangkan pada medium elektronik seperti untuk kepentingan tayangan televisi, internet, dan layar elektronik lainnya.

  • Medium

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemilihan film yang berupa seluloid menjadi salah satu elemen dalam sinematografi. Namun, seiring dengan perkembangan digital saat ini, medium untuk menangkap gambar bergerak atau sinema tak hanya terbatas pada film seluloid atau kamera film saja.

Kini telah banyak dijumpai pula sinematografer yang beralih menggunakan kamera berbasis digital, hal ini terjadi karena teknologi pada kamera film digital yang memungkinkan untuk terus berkembang. Produk akhir yang dihasilkan memang dapat dikatakan serupa dengan video yang sama-sama dihasilkan menggunakan kamera digital. 

Meski demikian, sinematografi tetap berdiri sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengutamakan elemen-elemen visual yang penting dalam membangun sebuah film. Medium yang sama tak serta menjadikan tujuan dalam menciptakan sebuah produk sama pula.

  • Teknis

Biasanya videografi mencakup tahap pascaproduksi seperti editing, dan biasa pula terjadi tahapan tersebut dikerjakan oleh orang yang sama. Seorang videografer dapat bekerja sendiri atau dalam tim, sedangkan sinematografi dipastikan membutuhkan sebuah kerja tim dikarenakan skala produksi yang berbeda. Biasanya sinematografer tak bekerja mengoperasikan kamera secara langsung, melainkan membutuhkan seorang asisten kamera pada tahap produksi. Sebenarnya, kekeliruan yang kerap terjadi dapat dikatakan pula disebabkan oleh penggunaan istilah-istilah yang sama dalam videografi dan sinematografi yang kemudian menjadi rancu.

  • Esensi

Videografi yang berbasis digital mengutamakan teknik mengoperasikan kamera, seni menangkap momen, dan menghasilkan video dengan kualitas baik. Namun, dengan mempertimbangkan elemen-elemen tersebut bukan berarti video yang dihasilkan ditujukan untuk kepentingan sinema atau film. 

Sedangkan sinematografi dapat dikatakan sebuah seni dalam menyampaikan sebuah pesan dan merepresentasikannya melalui visual. Sinematografi sendiri merupakan bentuk komunikasi visual atau bahasa kedua setelah cerita yang hendak disampaikan melalui sebuah film.

Kamera Video

Menjadi juru kamera sebetulnya bukan hal sulit asal memenuhi kriteria yaitu tidak buta warna, mampu memegang kamera dengan baik dan benar, dan mempunyai fisik yang sehat. Pria maupun wanita tidak ada masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, kamera professional pun sekarang

ukuran serta beratnya makin kecil dan ringan. Juga sekarang banyak alat bantu untuk kamera seperti jimmy jib, portal jib, dolly track, dan lainnya. Menjadi juru kamera disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing seperti juru kamera berita (reportase), juru kamera film, juru kamera video klip, juru kamera dokumentasi, dan lain-lain. Gambar dari hasil kamera tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir (paska produksi) sehingga teknik dan artistik pengambilan gambar oleh seorang juru kamera merupakan kunci sukses seorang juru kamera.

Ada 3 jenis kamera yang kita kenal yaitu : kamera foto, kamera film/movie, dan kamera video. Ketiga jenis kamera tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaannya terutama pada aspek bahan penyimpan gambar (imej) dan proses terjadinya gambar. Untuk kamera foto dan kamera film bahan bakunya menggunakan pita selluloid untuk yang analog, sedangkan digital, menggunakan media memory atau hard disk. Sedangkan untuk kamera video menggunakan bahan baku kaset video untuk analog, untuk digital, menggunakan memory atau hard disk.

Kamera Analog, Kamera Digital, dan Kamera Film
Kamera Analog, Kamera Digital, dan Kamera Film

Selanjutnya jika dilihat dari gambar yang dihasilkan dari ketiga kamera di atas, perbedaannya adalah, jika kamera foto menghasilkan gambar tunggal tak bergerak (still picture), sementara kamera film dan video memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menghasilkan gambar-gambar hidup atai citra bergerak (motion picture). Penggolongan penggunaan kamera dibagi menjadi tiga yaitu kamera studio, kamera portable (ENG Camera) dan kamera EFP (Electronics Fields Production).

Kamera EPP dan Kamera ENG
Kamera EPP dan Kamera ENG

Kamera Studio adalah kamera yang digunakan di studio, untuk memproduksi sebuah program acara televisi.

Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau Portable Camera, pada awalnya kamera ini untuk hunting berita. Kamera EFP (Electronics Field Production), banyak dipakai di dalam ruangan. Saat ini lahirnya kamera digital banyak mengubah dunia perfilman dan pertelevisian dunia. Dengan kamera digital ada beberapa keuntungan yang diperoleh, diantaranya soal biaya produksi yang relative murah dibanding jenis kamera analog.

Salah satu perubahan yang cukup signifikan dalam dunia video yaitu hadirnya DV Camcorder (Digital Video). Dengan menggunakan media kaset DV dan mini DV, hasil sangat prima karena didukung system kompresi DV yang cukup canggih. Kompresi DV yang paling umum memiliki data rate 25 Mega Bits/Second. Kompresi ini biasa disebut dengan DV25. Kelebihan kamera digital dibandingkan kamera analog adalah: pertama, gambar dan suara lebih prima, karena DV memiliki resolusi vertical lebih dari 500 line (dibandingkan dengan VHS yang resolusi yang hanya 250 line). Juga kualitas suara yang melebihi kualitas CD yaitu 48 KHz (disbanding kualitas CD Audio yaitu 44 KHz). Kedua, no generation loss, selama koneksinya digital, tidak terjadi penurunan kualitas. Ketiga, tidak memerlukan video capture card, karena kamera sudah digital, maka tinggal transfer dengan interface firewire (IEEE 1394).

Memilih Kamera Digital Video (DV)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kamera DV yaitu, resolusi, color space, CCD design, aspect ratio serta harga.

Banyak kamera sekarang memiliki dua macam scanning mode yaitu interlaced dan progressive mode. Interlace scanning mode banyak digunakan pada ATV standar, sedangkan progressive scanning dapat menghilangkan artifact dan menambah sedikit motion blur saat pergerakan yang cepat sehingga terlihat seperti film (film look).

Scanning Interlaced VS Progressive

Scanning Interlaced VS Progressive


Standar yang digunakan kamera video ada beberapa macam yaitu SECAM, PAL, dan NTSC. PAL , banyak digunakan di wilayah Asia, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa, SECAM, di Perancis, Timur Tengah, dan Afrika, dan NTSC, di Amerika, J pang, Kanada, Meksiko, serta Korea. Yang membedakan ketiga system tersebut adalah juga aspek frame rate dan scan line. Standar PAL memiliki frame rate 25 frame/sec atau 50 fields/sec. Frame rate digunakan berdasarkan frekuensi listrik AC yang digunakan yaitu 50 Hz. Sementara itu dalam analog television, jumlah horizontal scanline pada layar televisi atau monitor adalah salah satu ukuran berapa tinggi resolusi gambar, PAL memiliki 625 horizontal scanline. Saat ini teknologi DV sudah diperbarui yaitu dengan diperkenalkan teknologi HDV (High Definition Video).

Persiapan Kamera

Sangat mutlak melakukan persiapan sebelum pengambilan gambar. Karena akan mempengaruhi shooting style dan hasil akhir sebuah film atau video. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh juru kamera sebelum memulai pengambilan gambar yaitu white balance, yaitu proses sosialisasi lensa kamera dengan keadaan sekitar obyek perekaman. Hal ini terjadi karena suatu lokasi memiliki cuaca, kepekaan cahaya serta tekstur yang berbeda.

Perlu diperhatikan pula aspek pencahayaan dan filter dalam mengatur white balance. Contohnya bila menggunakan lampu kuning (tungsten), maka dinetralkan dahulu dengan CTB (Color Temperature Blue) sampai warna menjadi putih, setelah itu baru atur White Balance. 

Focusing adalah usaha untuk mencari obyek yang paling jauh dari semua obyek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan gambar sejelas bmungkin dengan memutar ring focus.

Posisi memegang kamera merupakan salah satu kunci dalam persiapan sebelum pengambilan gambar. Apakah juru kamera akan melakukan handheld atau menggunakan tripod. Jika posisi handheld maka dibiasakan mengambil dengan tangan kiri. Tapi jika kamera nanti akan dipasang tripod maka untuk mengambilnya menggunakan tangan kanan.

Mengatur kamera adalah poin yang  sangat diperhatikan dalam  persiapan. Karena setting kamera juga setting suara akan dilakukan oleh juru kamera untuk mendapatkan setting yang paling maksimal yang diinginkan yang sesuai dengan kebutuhan yang hendak dicapai. Setting speed record ada 2 macam yaitu SP (Standard Play) dan LP (Long Play), sedangkan untuk audio, gunakanlah selalu 16 bit untuk hasil yang optimal.

Posting Komentar untuk "Memahami Konsep dan Kegunaan Videografi"