Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip-Prinsip Seni Rupa dan Desain

 

Prinsip-Prinsip Seni Rupa dan Desain

Prinsip Seni Rupa adalah sebuah prinsip yang digunakan dalam membuat karya seni rupa yang mana dapat dijadikan sebagai hiasan atau digunakan sebagai benda pakai.

Karya seni rupa dapat dikatakan memiliki nilai estetika karena unsur yang dikandungnya, berupa garis, bidang, bentuk, warna dan yang lainnya.

Prinsip yang ada pada seni rupa ini, bisa dijadikan sebagai pedoman dalam membuat suatu karya seni, prinsip seni rupa ini meliputi beberapa hal.

Untuk prinsip-prinsip seni rupa sendiri meliputi: kesatuan, keseimbangan, irama, komposisi, proporsi, pusat perhatian, keselarasan, gradasi, penekanan dll.

Seni Rupa dan Desain, untuk mencapai komposisi yang diharapkan, diperlukan sebuah kaidah atau azas dalam menata setiap unsur-unsur visual dalam sebuah karya. Nah kaidah penataan itulah yang disebut dengan istilah Prinsip-prinsip Seni Rupa dan Desain. Prinsip-prinsip itulah yang akan menjadi kompas dalam mengorganisasikan setiap elemen yang membangun sebuah karya.

Pengertian Prinsip Prinsip Seni Rupa

Prinsip prinsip seni rupa adalah metode atau cara menyusun unsur-unsur seni rupa. Prinsip atau asas adalah “kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya; dasar”(KBBI, 2016). Definisi tersebut berlaku untuk prinsip seni rupa, hanya saja kebenaran di dunia seni tidak selalu menjadi patokan utama. Kebenaran dalam konteks estetika sangatlah kontekstual atau relatif terhadap apa dan di mana ia bernaung.

Saat akan membangun rumah maka kita akan memerlukan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, batu bata, kayu dan lain-lain. Setelah memiliki bahan-bahan bangunan tentunya kita harus tahu bagaimana takaran semen yang tidak akan mudah retak atau menghitung pondasi agar tidak mudah roboh.

Hal tersebut berlaku pula bagi seni rupa. Seniman akan memerlukan unsur-unsur seni seperti: garis, bentuk, ruang, dan lain-lain. Setelah itu, menciptakan karya seni juga membutuhkan rumus tersendiri agar karya yang kita buat menarik untuk dipandang dan memiliki nilai estetis.

Rumus yang dapat diaplikasikan pada seni rupa adalah prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip seni rupa dan desain meliputi: keselarasan/irama/ritme, kesatuan, pusat perhatian, keseimbangan, keserasian, kontras, harmoni, kesederhanaan, kejelasan, dsb yang akan dibahas pada artikel ini.

Manfaat Prinsip prinsip Seni Rupa

Terkadang ketika sedang berkarya datang perasaan tidak puas dan kita sadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan karya yang sedang kita garap. Meskipun demikian kita tidak tahu apa kesalahan yang kita lakukan. Hal itu sangat wajar dan justru adalah hal yang baik, karena insting self correct kita sedang bekerja dan berusaha untuk memperbaikinya. Perasaan seperti ini tidak menyenangkan dan cenderung menjadi belenggu kreatifitas/creative block jika dibiarkan.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan berkaca pada pengalaman. Mengakses kembali kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan dapat memberikan solusi dan memecahkan permasalahan yang kita hadapi dalam proses berkarya. Berbagai kesalahan tersebut menjadi cerminan dan membuat kita mengetahui jalan yang lebih baik dari kesalahan tersebut. Semakin banyak pengalaman, maka semakin kaya dan cepat  berbagai penyelesaian masalah pada saat kita sedang berkarya.

Bayangkan jika kita juga dapat mengakses berbagai kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh seniman-seniman dimasa lampau dan menggunakan berbagai solusinya. Hal inilah yang mendasari pentingnya untuk membuat panduan dari berbagai kesalahan dan pengalaman yang telah kita lakukan ketika sedang berkarya.

Panduan tersebut akan menghindarkan kita dari melakukan kesalahan yang sama dan menghambat proses berkarya. Berbagai pengalaman itu juga diharapkan berfungsi membantu kita untuk menciptakan karya yang ideal dan lebih baik. Semua itu diracik sedemikian rupa hingga menjadi prinsip dasar yang dapat kita terapkan sebagai panduan  awal untuk mulai berkarya. Disinilah prinsip seni rupa menjadi hal yang penting dan berguna untuk seniman agar dapat membuat sebuah karya yang baik.

Prinsip Prinsip Seni Rupa

Berikut adalah beberapa prinsip seni rupa yang umum digunakan dan diperkuat oleh pendapat beberapa ahli. Beberapa pendapat mengenai prinsip lainnya akan dibahas pada tulisan lain atau akan ditambahkan disini jika memang diperlukan.

  • Keseimbangan

Keseimbangan adalah kesan kestabilan dari obyek berdasarkan tumpuan atau berat (fisik maupun meta fisik). Menurut KBBI dalam konteks ilmu fisika (KBBI, 2016)”2. keadaan yang terjadi apabila semua gaya dan kecenderungan yang ada tepat diimbangi atau dinetralkan oleh gaya dan kecenderungan yang sama, tetapi berlawanan”. Hal tersebut berlaku juga bagi karya seni / desain, hanya saja tidak merujuk pada keadaan fisik, tapi lebih ke kesan visual.

Karya yang tidak seimbang akan memberi perasaan yang tidak nyaman saat dilihat. “Karya seni/desain harus memiliki keseimbangan, agar enak dilihat, tenang, tidak berat sebelah, tidak menggelisahkan, tidak nggelimpang (jomplang, jw).” (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009: 237). 

Ada beberapa jenis keseimbangan, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Keseimbangan simetris (symmetrical balance)

  • Keseimbangan tersembunyi / asimetris (asymmetrical balance)

  • Keseimbangan memancar (radial balance)

  • Keseimbangan sederajat (obvious balance)

Jika dilakukan dengan benar, melawan prinsip keseimbangan dapat menciptakan karya yang dinamis dan memberikan pengalaman estetis yang berbeda.

  • Kesatuan / Keselarasan / Harmony

Kesatuan menjadi salah satu prinsip yang penting agar sebuah karya terlihat apik. Kesatuan/keutuhan adalah kepaduan hubungan antar semua elemen yang disusun dalam sebuah karya. “Prinsip kesatuan sesungguhnya ialah adanya saling hubungan antarunsur yang disusun”(Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009, hlm. 213). Kesatuan dapat dicapai dengan berbagai prinsip seni rupa yang lain seperti yang dipaparkan dibawah ini.

  1. Pendekatan kesamaan-kesamaan unsur.
  2. Pendekatan kemiripan-kemiripan unsur.
  3. Pendekatan keselarasan-keselarasan unsur.
  4. Pendekatan keterikatan-keterikatan unsur.
  5. Pendekatan keterkaitan-keterkaitan unsur.
  6. Pendekatan kerapatan-kerapatan unsur.

  • Penekanan/Emphasis/Center of Interest

Penekanan adalah area atau obyek yang menarik perhatian lebih dominan dari unsur lain. Karya yang memiliki fokus utama cenderung akan menarik perhatian pemirsa, dengan paduan unsur lain seperti irama penekanan akan memancing apresiator untuk memperhatikan seluruh unsur karya.

  • Irama/Ritme/Rythm

Definisi irama menurut KBBI: “gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan; ritme”(KBBI, 2016). Pada seni rupa dan desain (kecuali media video atau pertunjukan) tidak ada irama yang benar-benar terlihat, karena rupa tidak bergerak dan tidak memiliki durasi. Tetapi pergerakan maya dan statis dapat terjadi seperti motif sama yang di salin dan direpetisi/diulang-ulang dengan aturan transformasi tertentu yang berirama. Irama yang dimaksud adalah perbedaan arah motif, perbedaan posisi unsur (atas bawah membentuk lengkungan) dan lain-lain. Perhatikan ilalang yang terayun oleh angina dan membentuk irama visual, meskipun dalam media foto, irama ayunan angin tersebut tetap tampak.

  • Proporsi

Proporsi adalah perbandingan porsi antar unsur dari suatu obyek. Salah satu contohnya adalah sudah jelas proporsi antara kepala dan tubuh balita berbeda dengan proporsi orang dewasa. Perbandingan yang seimbang diperlukan agar obyek tidak terlihat aneh dan lebih menarik untuk dipandang. Terkadang memainkan proporsi yang tidak seimbang dengan sengaja akan memberikan dampak yang positif dalam konteks tertentu.

  • Kontras

Kontras adalah penyusunan dari dua unsur yang saling tumpang tindih (terang lawan gerap atau tekstur lembut disandingkan dengan tekstur kasar). Ketidakselarasan ini justru membangun harmony tersendiri karena keduanya saling melengkapi satu sama lain. Kontras berhubungan dekat dengan unsur gelap terang. Kontras sering digunakan untuk membangun gaya komunikasi ironi. Kontras juga merupakan salah satu prinsip yang sering digunakan untuk membangun penekanan.

  • Kesederhanaan/Simplicity

“Definisi sederhana adalah tidak lebih dan tidak kurang, jika ditambah terasa menjadi ruwet dan jika dikurangi terasa ada yang hilang.”(Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009: 263). Semakin sederhana karya/desain yang kita buat tapi tercapai tujuannya, maka semakin efektif karya yang kita buat. Efektifitas akan memberikan nilai lebih bagi karya kita, karena kecerdasan seniman/desainer tampak disana.

  • Kejelasan/Clarity/Discoverability

“Kejelasan (clarity) artinya mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak memiliki dua atau banyak arti.” (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009, hlm. 263). Prinsip kejelasan lebih cocok untuk dipakai untuk tata desain. Karena desain adalah seni rupa yang diterapkan untuk kepentingan orang lain, karena itu desain harus dimengerti oleh orang lain. Walaupun begitu kejelasan juga dapat diterapkan pada mazhab seni murni tertentu.

Tidak Ada Prinsip Seni Rupa yang Absolut

Sebetulnya prinsip Seni Rupa tidak bersifat mutlak dan harus diikuti untuk menciptakan karya yang baik. Lambat laun kita harus keluar dari kotak itu untuk menghasilkan berbagai karya yang segar dan muktahir. Tetapi ada baiknya kita berusaha dapat menguasainya, sebelum melanggarnya agar dapat melaju melebihi pencapaian prinsip tersebut. Bagaimana kita tahu bahwa kita telah melanggar dan melangkah lebih jauh dari aturan tersebut apabila kita tidak benar-benar tahu dan menguasai aturan itu sendiri.

Selain beberapa prinsip yang telah dibahas diatas, banyak versi lain yang dapat dipelajari lagi. Seperti penggunaannya, tidak ada prinsip seni rupa yang dinilai sebagai varian terbaik atau yang paling benar. Membahas hal itu, kita dapat merujuk pada fenomena kontemporer bahwa salah satu ciri dari cara kerja seniman hari ini adalah dengan meracik formula/algoritma sendiri untuk karyanya masing-masing; membuat dan mengaplikasikan prinsip seninya sendiri.

Wucius Wong memiliki pendapat berbeda mengenai Unsur dan Prinsip Seni Rupa. Ia menyusun hirarki yang lebih rumit untuk mengorganisirnya. Pendapat Wucius Wong dapat disimak di: Nirmana Dwimatra – Unsur,Asas,Contoh & Penjelasan Lengkap

Salah satu versi unik prinsip Seni Rupa ditulis oleh Marvin Percy Bartel (Professor Seni dari Goshen College). Prinsip Seni tersebut dapat dilihat disini: https://www.goshen.edu/art/ed/percy1.html.

Referensi

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain (edisi ke-2). Yogyakarta: Jalasutra.

Suparta, I Made. 2010. Prinsip Seni Rupa. Repository ISI Denpasar, Dipublikasikan April 2010, Diakses tanggal 2018-01-16, http://repo.isi-dps.ac.id/97/1/1._Suparta.pdf

Posting Komentar untuk "Prinsip-Prinsip Seni Rupa dan Desain"