Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan dan Sejarah Taekwondo

Perkembangan dan Sejarah Taekwondo

Tae kwon do adalah salah satu cabor seni beladiri yang berasal dari Korea Selatan.

Sedangkan arti taekwondo sendiri adalah seni beladiri, yang menggunakan kaki dan tangan sebagai senjata untuk menaklukkan lawannya.

Jika kalian ingin mempelajari seni bela diri taekwondo, atau memang kalian adalah seorang praktisi taekwondo, jangan lupa untuk terus lihat artikel ini sampai habis ya, supaya dapat manfaatnya.

Tidak hanya drama dan musiknya saja yang laris manis di seluruh dunia. Seni beladiri Korea Selatan juga memiliki banyak peminat. Sejarah taekwondo sendiri di negeri ginseng tersebut sudah ada sejak dinasti Koguryo.

Berdasarkan sejarah taekwondo dulunya seni bela diri ini memiliki beragam sebutan. Mulai dari Subak, Taeyon, Taekkyon hingga akhirnya dikenal dengan taekwondo. Adapun perkembangan dan aturan dari seni bela diri ini bisa simak di bawah ini!

Asal Usul Taekwondo

Dalam bahasa Korea Selatan, Tae bermakna menghancurkan dengan kaki atau menendang. Sementara kwon ialah tinju dan do bermakna jalan atau seni. Bila digabungkan maka makna taekwondo adalah seni beladiri memakai tangan dan kaki sebagai senjata untuk melumpuhkan lawan.

Asal usul taekwondo adalah pada tahun 37 masehi sebagai pertunjukan acara ritual. Kala itu ksatria dari 3 dinasti besar yakni Chosun, Shila dan Koryo mulai mengembangkan seni bela diri ini untuk kebutuhan negara.

Pada masa kerajaan Silla, taekwondo yang disebut dengan taekyon diajarkan kepada kelompok prajurit elit. Misalnya pada putra bangsawan dalam kerajaan. Pada dinasti koryo bela diri ini dikenal dengan Subak Do.

Taekwondo semakin diminati dan memiliki organisasi terorganisir kala itu. Hal ini karena keluarga kerajaan ikut menjadi sponsor kompetisi sehingga taekwondo mengakar sebagai budaya tersendiri.

Sejak 1945, taekwondo mulai dikembangkan tidak hanya sebagai seni bela diri tradisional namun olahraga yang dipertandingkan secara nasional dan internasional. Pada 28 Mei 1973 berdirilah federasi taekwondo dunia disebut WTF.

Kala itu ketuanya adalah Kim Un Yong yang markasnya berada di Seoul, ibukota Korsel. WTF juga menjadi program resmi dalam pertahanan nasional pada kalangan tentara dan kepolisian Korsel.

Kini WTF memiliki anggota lebih dari 186 negara di seluruh dunia. Taekwondo juga dipertandingkan dalam olimpiade 4 tahunan.

Sejarah Taekwondo Masuk Ke Indonesia

Sejarah taekwondo mulai masuk ke Indonesia sejak 1972. Tokoh yang cukup berjasa membawa seni bela diri ini ke Indonesia adalah Mauritsz Dominggus. Pada tahun tersebut bela diri ini mengalami perkembangan yang lambat karena karate hadir terlebih dulu.

Tokoh karate terkemuka kemudian bergabung dengan Mauritsz Dominggus. Mereka mendirikan KATAEDO yakni gabungan Karate dan Taekwondo.  Lalu pada 15 Juli 1945 mengikuti saran Prof. Kim Ki Ha yakni ketua asosiasi taekwondo Korea di Indonesia mengganti KATAEDO menjadi INTIDO.

Prof. Kim Ki Ha ini juga yang memperjuangkan INTIDO agar dapat diterima menjadi anggota WTF. Syaratnya INTIDO harus diubah menjadi Federasi Taekwondo Indonesia dengan Marsekal Muda Sugiri sebagai ketua umumnya.

Baru pada 17 Juni 1976, FTI menjadi anggota WTF. Setelah itu mantan juara dunia taekwondo kelas berat yakni Kim Yeong Tae Dan V ikut serta meningkatkan prestasi olahraga ini di Indonesia.

Demi kemajuan taekwondo di Indonesia pada 28 Maret 1981 diadakan Musyawarah Nasional (MUNAS) I. Berkat hasil MUNAS, sejarah taekwondo di Indonesia mulai ke arah yang sama. Dibentuklah Pengurus Besar Taekwondo Indonesia yang diakui oleh WTF.

Pada olimpiade Barcelona 1992, Indonesia berhasil meraih 3 medali perak dan 1 perunggu. Taekwondo juga dipertandingkan pada setiap ajang olahraga tingkat nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).

Tujuan Taekwondo

Tujuan dari olahraga ini selain sebagai bentuk pertahanan diri ialah mengembangkan bakat. Taekwondo tidak hanya menggabungkan kekuatan fisik namun juga mengandalkan kekuatan jiwa dan pikiran.

Taekwondo menitihberatkan kontrol diri mulai dari emosi agar gerakan bisa rileks namun tepat sasaran. Ketika menerapkan tekniknya tidak meluap-luap atau berlebihan.

Pins juga berlatih agar mampu melawan rasa takut dalam diri. Olahraga ini digunakan sebagai upaya pertahanan diri atas serangan dan bagaimana melumpuhkan lawan.

Aturan Dalam Pertandingan Taekwondo

Pertandingan taekwondo terbagi atas dua golongan yakni kyorugi dan poomsae. Aturan keduanya bisa Pins simak sebagai berikut:

  • Kyorugi

Dalam kyorugi pertandingan diselenggarakan aturan mengikuti World Taekwondo Federation. Pertandingan memakai sistem gugur dan minimal jumlah pesertanya ada 4 orang.

Peserta pertandingan tak harus memiliki sabuk hijau. Aturan lainnya akan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan panitia penyelenggara.

  • Poomsae

Dalam Poomsae aturannya tak jauh berbeda yakni sesuai dengan World Taekwondo Federation. Ketika bertanding memakai sistem penyisihan tunggal dan peserta minimal 4 orang.

Masing-masing peserta boleh mengikuti maksimal 2 kategori poomsae. Peserta tidak harus memiliki sabuk biru untuk bertanding. Pertandingan terbagi atas dua babak dan pemenang dihitung dari poin terbanyak.

Sistem Pemberian Poin

Urutan pertandingannya ditentukan oleh hasil undian saat technical meeting. Sistem penilaian adalah mengikuti aturan poin 1-4. Poin 1 untuk pukulan ke lawan sambil berteriak (kihap).

Poin 2 untuk tendangan dari belakang dengan sasaran dada lawan. Nilai 3 untuk tendangan dari depan ke kepala lawan. Pemain mendapatkan poin 4 jika bisa melakukan tendangan dari belakang ke kepala lawan.

Sejarah taekwondo ternyata sudah ada dari tiga generasi kerajaan. Mulanya taekwondo hanya untuk kelompok elit namun berkembang menjadi olahraga aparatur negara.

Sejarah taekwondo di Indonesia sendiri dibawa oleh orang asing. Namanya semakin dikenal usai diakui oleh World Taekwondo Federation (WTF) dan menjadi cabang olahraga dalam pertandingan nasional.

Posting Komentar untuk "Perkembangan dan Sejarah Taekwondo"