Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Pelajaran DKV 7 - Memahami Prosedur Penggunaan Peralatan Fotografi

 

Memahami Prosedur Penggunaan Peralatan Fotografi

Salah satu bidang seni yang cukup digemari oleh banyak orang yaitu fotografi. Seni fotografi sendiri memiliki banyak peminat karena untuk mulai mempelajarinya tidak memerlukan peralatan yang mahal.

Mempelajari seni fotografi hanya dengan menggunakan kamera digital biasa atau bahkan dengan menggunakan perangkat HP saja. Walaupun begitu, untuk menghasilkan sebuah karya fotografi yang berkualitas sendiri perlu adanya teknik dalam pengambilannya.

Kunci utama para fotografer dalam menciptakan foto yang berkualitas dan memiliki karakteristik tersendiri.

Sejarah Fotografi

Fotografi yang lahir lebih dari seabad yang lalu diartikan “ melukis dengan cahaya” atau proses pembuatan gambar dengan cahaya. Fotografi merupakan suatu proses untuk mendapatkan representasi yang akurat (benar dan tepat) dari objek dengan menggunakan reaksi kimia antara sinar serta berbagai macam energi yang memancar pada permukaan yang sudah dipersiapkan secara kimiawi. Sebagai alat rekam, fotografi mampu merekam objek nyata menjadi gambar yang sangat mirip dengan aslinya.

Penemuan revolusioner ini sempat mengundang kecemburuan para pelukis di zaman tersebut. Dengan ditemukannya fotografi seolah-olah mengancam kehidupan para pelukis realis dan naturalis yang memiliki tujuan sama, yaitu representasi realistis dari kehidupan sehari-hari. Bahkan seorang pelukis bernama Paul Delaroche mengatakan ” from today, painting is dead ”. Pernyataan tersebut merupakan sebuah pukulan yang cukup telak karena obyektivitas merupakan cita-cita dan pertumbuhan teknologi fotografi memang menjadi sebuah mesin objektif yang berhasil menggatikan tugas mata serta tangan manusia dalam hal presisi visual.

Munculnya fotografi tidak ditemukan begitu saja namun sudah mengalami fase perintisan yang cukup panjang oleh para tokoh-tokoh perintisnya. Prinsip awal fotografi telah dikenal sejak abad ke 5 SM oleh ilmuwan Cina bernama Mo Ti yang menyebutkan bila seberkas cahaya yang memancar dari suatu benda diloloskan melalui sebuah lubang kecil ke dalam sebuah ruangan yang gelap, maka bayangan benda tadi akan diproyeksikan sesuai dengan bentuk aslinya secara terbalik. Teori tersebut juga diperkuat oleh beberapa ilmuwan dari barat seperti Aristoteles.

Tokoh-tokoh yang mempelopori lahirnya fotografi yang secara fenomenal telah memulai dengan berbagai jenis eksperimen, yaitu : 

Thomas Wedgwood di tahun 1802 dengan penemuannya dari hasil percobaannya yang berhasil membuat copy sebuah objek di atas kertas atau kulit berwarna putih yang sudah dilapisi silver nitrate atau silver chloride, yang mulai berhasil merekam citra secara fotografis. Percobaan Wedgwood ini menghasilkan citra primitif bayangan berbagai obyek. Tetapi ternyata citra ini terus menggelap sampai tak ada lagi yang bisa dilihat. Dengan lain kata, Wedgwood tak berhasil mewujudkan citra fotografis. Selanjutnya Nicephore Niepce pada tahun 1816 yang berhasil membuat gambar negatif dengan menggunakan cahaya pada kertas yang sebelumnya dibuat peka dengan perak klorida dan pada tahun 1826 berhasil membuat karya fotografi pertama di dunia sebuah gambar pemandangan dari jendela ruang kerja Niepce di atas kertas sensitif yang sudah dilapisi silver chloride. Niepce menyebutnya "heliograf" (tulisan matahari). Namun, dibutuhkan waktu 8 jam untuk mengabadikan gedung-gedung dari jendela rumah itu. Alhasil, meski Niepce sudah menemukan dasar utama fotografi, ia belum berhasil menjadikannya sesuatu yang praktis. Kemudian pada tahun 1839 Daguerre berusaha mengembangkan penemuan Niepce dengan membuat suatu penemuan berupa plat yang dibuat peka dengan silver chloride dan kemudian diberi uap ionida dimana perak ini setelah kering menjadi peka cahaya sehingga dapat mengurangi lamanya penyinaran sekitar 20 menit. rekan kerja sama Niepce, yang membuat alat penjiplak realitas ini menjadi jauh lebih praktis dengan waktu eksposur yang lebih singkat. 

Sayangnya citra yang dihasilkan daguerreotype adalah citra positif, sehingga menjadi satu-satunya hasil rekaman. Hasil pengembangan inilah yang disebut daguerreotype, dan pada waktu yang sama masalah tersebut akhirnya diselesaikan oleh bangsawan, akademisi dan seorang perintis fotografi dari Inggris William Henry Fox Talbot melakukan percobaan dengan membuat „film‟ temuannya berupa kertas berlapis silver chloride yang hasilnya adalah negatif kertas.

Selanjutnya Talbot meneruskan percobaannya dan menyempurnakan penemuannya untuk menemukan kemungkinan mengembangkan gambar foto dengan penyinaran yang lebih pendek melalui penambahan gallic acid

Kemudian di tahun 1888 ilmuwan dari Amerika George Eastman memasarkan kamera tangan dengan merek Kodak dan pada tahun 1891 ia memasarkan gulungan film dengan bahan dasar seluloid, tahun 1900 Eastman memunculkan Kodak, 'Brownie’ yang memungkinkan setiap orang dapat memiliki kamera secara murah dan dapat memotret dengan lebih mudah. Selanjutnya pada tahun 1931 Eastman mempunyai perusahaan besar yaitu Eastman Kodak Company dengan slogan “You Press the Button, We do The Rest”. Tahun 1925 kamera 35mm pertama, kamera yang kita pakai sehari-hari sekarang, keluar dari pabrik Leica di Jerman. Kodak kembali menyusul dengan memperkenalkan film berwarna pada tahun 1935, lalu foto langsung jadi Polaroid diluncurkan tahun 1947, dan kamera digital mulai dijual ke pasar tahun 1996. Uraian tersebut di atas merupakan latar belakang singkat perjalanan sejarah dan lahirnya fotografi yang melalui berbagai tahapan signifikan secara evolusif maupun revolusif.

Bersama mesin uap dan telegraf, fotografi telah memperpendek jarak antar-orang dan antar-ruang sejak dua abad lalu. Mesin uap sebagai perpanjangan otot telah memperbesar kemungkinan aksi dan mimpi manusia, telegraf mengubah pola komunikasi, dan fotografi menjadi mata yang terus bekerja memberi tatapan baru terhadap dunia. Dilihat dari dalam, fotografi adalah kerja ilmiah panjang mewujudkan mimpi mengabadikan pantulan citra di cermin. Mimpi melanggengkan apa yang pernah kita lihat atau lakukan dan menjadikannya jejak (atau bahkan saksi) sejarah yang kita bangun. Rekaman visual yang dapat memenuhi tuntutan kecepatan dan efisiensi modernitas. Fotografi adalah bagian dari percepatan zaman yang terobsesi efisiensi mekanis.

Pengertian Fotografi

Kata fotografi sendiri diambil dari paduan dua bahasa, yaitu “photography” dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani, yaitu “photos” yang artinya cahaya serta “grafo” yang artinya melukis. Secara paduan kata, dapat diartikan fotografi adalah sebuah proses melukis dengan bantuan media cahaya.

Fotografi juga dapat dikatakan sebagai proses dalam menghasilkan gambar atau foto dari sebuah objek dengan cara melakukan perekaman dari pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut di sebuah media yang sensitif terhadap cahaya.

Prinsip dasar fotografi adalah meng-eksplor cahaya dengan bantuan pembiasan agar dapat membakar medium penangkap cahaya. Setelah medium terbakar pada frekuensi cahaya yang tepat, akan menghasilkan bayangan identik melalui cahaya yang memasuki media pembiasan (saat ini disebut lensa).

Dalam menghasilkan frekuensi cahaya yang tepat, Anda dapat mengaturnya dengan mengubah ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (aperture), hingga Shutter Speed. Kombinasi antara 3 komponen tersebut sering juga disebut dengan Segitiga Exposure.

Di zaman modern seperti saat ini, sudah sangat jarang sekali fotografer yang menggunakan film. Jadi kamera digital saat ini sudah berkembang dan memiliki digital ISO untuk menghasilkan foto yang berkualitas.

Dasar-Dasar Fotografi

Ada beberapa materi yang perlu dipelajari jika anda serius ingin belajar fotografi. Beberapa materi tersebut terdiri dari teknik, pengenalan jenis kamera, prinsip kerja kamera, dan genre atau jenis seputar fotografi.

Langkah-langkah Belajar Fotografi

  • Mengetahui jenis kamera berdasarkan ukuran sensor dan kebutuhannya. Berdasarkan fungsi, kamera terbagi menjadi dua, yaitu kamera DSLR dan kamera saku.

  • Mempelajari beberapa teknik pengambilan gambar pada objek, pengendalian cahaya yang masuk pada gambar, dsb.

  • Mempelajari bagian-bagian kamera, mode, autofocus dan pengukuran cahaya yang ada pada kamera.

  • Mempelajari komposisi fotografi yang benar.

  • Mengetahui kedalaman fokus dan sesuatu yang menjadi faktor-faktornya, pelajari di depth of field.

Prinsip Kerja Kamera

Selain beberapa materi di atas, anda juga perlu mengehatui prinsip kerja dari sebuah kamera. Berikut adalah beberapa prinsip kerja kamera yang perlu diketahui:

  • Masuknya cahaya ke dalam kamera adalah melalui lensa.

  • Pada kamera digital, cahaya masuk diterima oleh sensor, kemudian cahaya tersebut diubah ke data digital. Selanjutnya, data tersebut disimpan memory card seperti SD Card, CF, MMC dsb.

  • Sedangkan pada kamera analog, cahaya yang masuk digunakan untuk membakar film.

  • Pada objek yang akan diambil gambarnya dapat anda lihat di viewfinder.

Mengenal Jenis Kamera

Selanjutnya, anda juga perlu mengetahui macam-macam kamera yang ada. Ada 6 type kamera yang dapat anda gunakan untuk menjadi seorang fotografer, berikut adalah daftarnya:

  • Kamera SLR (Single Lens Reflex) mencegah efek parallax, kamera ini memiliki parameter setting berupa: Shutter speed, aperture, dan focus.

  • Kamera Pocket: Yaitu kamera minimalis berukuran mungil, point and shoot, fitur seperti zoom, rekam video, LCD putar, dsb.

  • Kamera Medium Format: Kamera yang mirip SLR namun 120 mm lebih lebar, biasa untuk keperluan foto produk, iklan, majalah (dengan foto besar) dan pemotretan still life.

  • Kamera Large Format: Disebut juga view camera, dengan film 45 inchi atau 8 x 10 inchi, biasa digunakan untuk keperluan foto udara, foto arsitektur dengan jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi, serta keperluan media cetak dengan ukuran sangat besar dan kualitas sangat bagus.

  • Kamera Range Finder: Kamera point and shoot dengan lensa tetap, bisa menggunakan filter, memiliki fitur focus, aperture dan juga shutter speed.

  • Kamera Instan: Kamera yang tidak perlu proses cuci cetak film, tidak memiliki klise sehingga bisa dicetak ulang.

Peralatan Lighting dan Fungsinya

1. Flash Head

Flash Head

Lampu flash standar yang umum di gunakan untuk pemotretan,istilah standar flash juga sering di sebut dengan flash strobe.Lampu ini menghasilkan cahaya non continuous atau sesekali memancar,sumber daya listrik dan kekuatanya di ukur dalam ws (wattsecond)

2. Stanndard  Reflector

Stanndard  Reflector

Merupakan aksesoris standar dari sebuah lampu berbentuk bulat dan di lapisi materi berwarna perak di dalamnya,cahaya yang di hasilkan cukup keras dan terkonsentrasi.Stnadard reflector memiliki ukuran diameter  yang berbeda-beda.

3. Backlite Reflector

Backlite Reflector

Reflector yang khusus di gunakan pada lampu yang di tembakan ke arah background,dengan bentuknya yang elips menghasilkan bayangan cahaya yang lonjong pada background

4. Barn Door

Barn Door

Empat lempengan besi yang di lengkapi engsel sehingga bisa di buka-tutup di gunakan untuk mengonsentrasikan arah lampu ke bagian-bagian tertentu,terkadang juga di gunakan untuk menghalangi arah lampu ke bagian subjek.

5. Honeycomb Grid

Honeycomb Grid

Grid yang terdiri dari sel-sel berbentuk heksagonal,di gunakan untuk melembutkan cahaya serta untuk lebih mengonsentrasikan arah cahaya.

6. Softbox

Softbox

Aksesoris yang terbuat dari bahan transparan yang berguna untuk menghaluskan atau melembutkan cahaya,biasanya sebuah softbox memiliki 1 atau 2 buah lapisan bahan transparan.Softbox memiliki beragam bentuk yang paling banyak di gunakan adalah yang berbentuk segi empat.

7. Oktagon Softbox

Oktagon Softbox


Varian dari Softbox yang berbentuk octagon atau segi delapan biasanya di gunakan untuk pemotretan potrait atau wajah,refleksi yang di hasilkan pada mata model akan menjadi berbentuk bulat.

8. Silver Umbrella

Silver Umbrella


Aksesoris lampu berbentuk payung yang di gunakan untuk memantulkan cahaya dari lampu,cahaya yang di hasilkan bersifat menyebar dengan cukup merata terdiri dari bahan perak,putih,dan trasnparan.Umbrella yang memiliki lapisan dalam warna perak di gunakan utuk menghasilkan cahaya yng cukup keras dan merata.

9. White Umbrella

White Umbrella



Varian dari umbrella yang memiliki lapisan dalam berwarna putih,di gunakan untuk menghasilkan cahaya yang lebih halus dan merata.

10. Beauty Dish

Beauty Dish

Aksesoris lampu yang biasanya di gunakan untuk pemotretan portrait atau beauty,dengan beauty dish cahaya akan di sebarkan secara merata namun di konsentrasikan.Kelebihan dari beauty dish adalah refleksi cahaya yang berbentuk bulat pada mata sang model.

11. Reflector

Reflector

Alat yang satu ini biasa di gunakan untuk memantulkan cahaya,tersedia dalam beberapa jenis warna seperti putih,hitam,emas,perak,dan sebagainya.

12. Light Stand

Light Stand

Kaki yang di gunakan untuk meletakan lampu,biasanya terdiri dari 2-3 segmen yang bisa di panjang-pendekan.

13. Flash Tube

Flash Tube

Inti dari sebuah lampu,tabung lampu inilah yang menghasilkan cahaya pada lampu.

14. Modeling Lamp

Modeling Lamp

Selain flash tube,sebuah flash biasanya di lengkapi pula oleh lampu modeling lampu ini bersifat continuous dan di gunakan untuk memeriksa arah cahaya sehingga kita bisa memperkirakan  jatuhnya cahaya pada objek yang akan di foto.

15. Radio Trigger

Radio Trigger

Di gunakan untuk memicu atau menyalakan lampu dari jarak jauh tanpa kabel,Unit master di pasang pada kamera sedangkan unit slave di pasangkan pada lampu menggunakan gelombang radio  jarak pemakainya cukup jauh  10-30 meter.

Posting Komentar untuk "Materi Pelajaran DKV 7 - Memahami Prosedur Penggunaan Peralatan Fotografi"