Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Pembelajaran 2 DKV - K3 Dalam Berbisnis Desain Komunikasi Visual dan Bekerja di Industri

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Berbisnis dan Bekerja di Industri menyangkut dengan penggunaan komputer ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita. Penggunaan komputer dapat menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah, sakit ginjal, mata merah berair, bahkan gangguan penghilatan.

Materi Pembelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam materi ini akan mempelajari apa saja K-3 dalam dunia kerja profesi Desain Komunikasi Visual meliputi keselamatan pada individu pekerja, peralatan kerja, hasil kerja serta lingkungan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diperhatikan agar dalam suatu pekerjaan tidak terjadi suatu musibah atau kecelakaan yang berakibat pada kegagalan produksi kerja tersebut. 

Kesalahan pada suatu proses kerja akan terus berakibat pada proses pekerjaan berikutnya. Kegagalan dalam suatu pekerjaan akan memiliki dampak kerugian baik secara finansial maupun kepercayaan konsumen. Kita harus bisa melakukan beberapa pedoman yang bisa mendukung K-3 pada pekerjaan yang berkaitan dengan profesi Desain Komunikasi Visual. K-3 meliputi keselamatan pada individu pekerja, keselamatan pada peralatan kerja, keselamatan pada lingkungan kerja dan keselamatan pada hasil kerja.

Pedoman K3 Profesi Desain Komunikasi Visual

Beberapa pedoman dalam melaksanakan K-3 yang berkaitan dengan profesi Desain Komunikasi Visual dijelaskan di bawah ini sebagai berikut :

1. Keselamatan Pada Individu Pekerja

Keselamatan pada individu pekerja berkaitan dengan sikap pada posisi kerja di saat melakukan suatu pekerjaan. Sikap posisi kerja dalam pekerjaan ada yang dilakukan secara duduk ataupun berdiri. Beberapa pekerjaan juga sebetulnya memerlukan posisi khusus misalnya saat mengambil sudut pandang dari atas dalam fotografi, fotografer harus mencari posisi yang lebih tinggi darifoto saat mengambil gambar. 

Selain itu pakaian yang dikenakan juga mempengaruhi K-3 dalam suatu pekerjaan. Pemilihan bahan dan model pakaian yang dikenakan dalam bekerja akan mempengaruhi performa pekerja dalam suatu pekerjaan. Kesalahan dalam memilih pakaian kerja akan mengganggu pekerjaan dalam hal kenyamanan dalam bekerja. 

Pengaturan jam kerja yang dijadwalkan juga berpengaruh terhadap K-3 dalam suatu pekerjaan. Pengaturan jam kerja yang baik akan memberikan dinamika pekerjaan yang teratur pula. Mengingat suatu pekerjaan mempunyai tenggat waktu batas pengerjaan. 

Kerja sama tim dalam bekerja juga diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan K-3 dalam suatu pekerjaan. Kerja sama tim yang baik dan kompak akan menghasilkan prestasi kerja yang baik pula. begitu pula sebaliknya, jika suatu tim kerja kurang solid maka prestasi kerja juga akan menurun.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari efek negatif dari bekerja dengan komputer adalah :

  • Aturlah posisi tubuh saat bekerja dengan komputer sehingga kita merasa nyaman.

  • Aturlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi tasa nyaman bagi kita.

  • Makan, minum, dan istirahatlah yang cukup.

  • Gerakkan bandan untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran, dan olahragalah secara teratur.

  • Sesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk meny egarkan mata.

Mengatur posisi tubuh:

posisi penggunaan komputer

  • Posisi Kepala dan Leher harus tegak lurus dengan wajah menghadap langsung ke komputer, jangan menengadah atau membungkuk

  • Posisi Punggung yang baik adalah tegak, tidak miring ke kanan atau kiri, tidak membungkuk dan tidak menyandar terlalu ke balakang, tempat duduk harus nyaman

  • Posisi Pundak tidak terlalu terangkat dan tidak terlalu ke bawah, pastikan otot pundak kita tidak tegang.

  • Posisi Lengan dan Siku yang baik adalah apabila kita dapat mengetik dan menggunakan mouse dengan nyaman. Jangan meletakkan mouse/keyboard sejajar dengan tempat duduk kita

  • Posisi Kaki harus bebas, jangan bersenteuana dengan CPU apalagi perangkat listrik,  kaki harus diluruskan sesekali agar aliran darah lancar. Apabila posisi kaki bersila, maka harus sering diluruskan.

2. Komunikasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Industri

Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Perusahaan perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja.

Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur organisasi Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan Perushaaan berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :

  • Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.

  • Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.

  • Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.

  • Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja.

  • Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.

  • Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.

  • Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.

  • Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi dengan pengunjung/tamu antara lain :

  • Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.

  • Prosedur evakuasi darurat.

  • Aturan lalu lintas di tempat kerja.

  • Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.

  • APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

Perusahaan juga mengatur komunikasi dengan tamu terkait informasi yang diterima oleh Perusahaan maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk tamu. Perusahan menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang diberikan sesuai dengan Sistem Manajemen K3 Perusahaan termasuk informasi mengenai pengendalian operasi K3 dan tanggap darurat Perusahaan.

Proses Berpikir Kreatif dan Design Thinking Dalam Bekerja Desainer Komunikasi Visual

Design thinking adalah proses memecahkan masalah secara kreatif. Design Thinking adalah pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah, juga proses menentang asumsi yang berfokus pada kebutuhan pengguna atau dalam hal ini manusia. Proses ini biasanya mendefinisikan kembali masalah untuk mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin saja belum terlihat saat tahap awal pemahaman masalah.

Design thinking adalah proses memecahkan masalah menggunakan pendekatan solusi praktis dan kreatif yakni dengan menekankan pendekatan dari sisi user. Melalui proses design thinking ini, diharapkan kita dapat memecahkan masalah, menciptakan produk atau aplikasi solutif yang efektif dengan memahami kebutuhan pengguna terlebih dahulu.

Pola pikir kreatif ini berpusat pada inovasi individu. Setiap pemahaman yang dihasilkan berasal dari ide-ide setiap individu. Tujuannya adalah melayani kebutuhan pengguna yang tidak dapat diucapkan melalui pengetahuan mendalam akan masalah yang dimilikinya. Tentunya, ketika kita mampu mengimplementasikan ide-ide yang kita miliki, peluang kesuksesan akan semakin bertambah.

Ada berbagai macam proses yang harus dilalui dalam proses design thinking ini. Ada sekitar 6 proses design thinking yang harus kita lalui, yaitu. 

1. Empathy 

Untuk bisa memberikan solusi terbaik bagi suatu produk, tahap awal yang harus dilalui dalam pola pikir design thinking adalah menanamkan rasa empati. Melalui rasa empati ini kamu bisa memahami kebutuhan, tujuan dan keinginan pengguna. 

Biasanya dalam tahap ini kamu harus mampu menahan asumsimu terkait keinginan pengguna. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah melakukan riset untuk mengumpulkan wawasan tentang pengguna dengan melihat dari sisi psikologis dan emosionalnya. 

2. Define 

Tahap lanjutan dari proses berpikir design thinking adalah define atau menjelaskan masalah tersebut. Di fase ini kamu mulai mengetahui apa yang menjadi hambatan bagi user dari hasil pengamatan yang kamu dapatkan dari tahap empati tadi. 

Nah, diharapkan di akhir fase ini kamu bisa menggambarkan sebuah ide berdasarkan pandangan user tersebut melalui produk atau aplikasi yang akan kamu buat. Adapun bentuk tahapannya bisa saja dengan menuliskan kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi. 

3. Ide Membuat Gagasan

Sebelumnya kamu sudah memahami pengguna dan kebutuhan mereka lewat tahap empati. Kitapun sudah menganalisis pengamatan di tahap define. Nah, di tahapan ini kita dan tim dapat mulai berpikir untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi user. 

Ketika segala sesuatu telah siap, para desainer haruslah mampu menghasilkan ide untuk menyelesaikan permasalahan. Hal terpenting yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk berpikir di luar kotak. Kita harus mengidentifikasi solusi terbaru dan melihat masalah dengan sudut pandang alternatif.

4. Prototype

Langkah ini menjadi sesuatu yang penting karena kamu akan mencoba mengubah ide yang didapatkan dari tim tadi menjadi tiruan produk nyata atau produk uji coba. Di tahap prototipe ini tim akan fokus pada kendala dan kekurangan prototiype tersebut. Prototipe ini juga akan terus ditingkatkan, dirancang, diperbaiki sehingga mendekati hasil dari produk yang diinginkan. 

5. Tes

Tahapan dalam proses design thinking selanjutnya adalah kamu dan tim akan menguji prototipe langsung kepada pengguna. Di tahap ini kamu akan melihat bagaimana user berinteraksi dengan prototipe dan mengumpulkan umpan balik berupa pengalaman mereka menggunakan prototipe tersebut. 

Dengan mengujinya kepada user, kamu bisa tahu terlebih dahulu kekurangan dari produkmu tersebut, sebelum mulai menjualnya ke pasaran. Ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking. Namun dalam praktiknya kelima tahapan dalam proses berpikir design thinking ini akan terus berulang. Pasalnya, hasil dari fase pengujian ini bisa digunakan untuk mendefinisikan masalah-masalah lainnya yang dihadapi pengguna.

6. Hasil

Tentunya tahapan terakhir dalam proses design thinking adalah ketika perusahaan melihat hasil produk dari pengadopsian design thinking tersebut. Seperti halnya dengan inovasi produk sikat gigi OralB yang telah menggunakan kecerdasan IoT. Di mana saat itu perusahaan meminta tolong kepada design thinking yakni Colin dan Hect untuk membuat sikat gigi elektrik IoT.

Pada awalnya perusahaan sebenarnya memiliki ide untuk membuat sikat gigi IoT yang bisa memutar musik dan melacak kinerja sikat pengguna. Tapi dengan pemikiran design thinkingnya, Collin dan Hect memberikan tambahan fitur yakni mengisi daya dan kepala gigi pengganti. 

Ruang Lingkup Industri Desain Komunikasi Visual

Apa saja yang dipelajari dan dilakukan oleh seorang desainer komunikasi visual ketika sudah turun ke industri kerja? 

Desainer komunikasi visual kebanyakan bekerja berdasarkan kebutuhan yang diarahkan oleh klien, sehingga kita tidak bisa semaunya sendiri saat menentukan ukuran, media, warna, teknik dan material.

Produk atau karya Desain Komunikasi Visual dapat kita jumpai di mana-mana dalam keseharian kita, seperti iklan (media massa cetak atau elektronik), internet, poster, signboard, katalog, brosur, kartu nama, kemasan, baliho hingga animasi dan lain-lain. 

Berikut adalah beberapa ruang lingkup bidang usaha Desain Komunikasi Visual

  • Desain Periklanan (Advertising); Disini komunikasi visual persuasif yang harus diaplikasikan.

  • Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Logo, kop surat, brand book, hingga ke background sosial media dan identity kit

  • Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics); marka lingkungan eksterior dan interior berada dimana-mana, baik itu di mall, universitas, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.

  • Desain Multimedia; digunakan di perusahaan percetakan seperti pembuatan banner, backdrop, stiker, hingga megatron (billboard video), dsb.

  • Desain Grafis Industri; Kemasan produk.

  • Desain Grafis Media; buku, surat kabar, majalah, dll. Biasanya hal ini dilakukan di pekerjaan penerbitan ataupun redaksional.

  • Cerita Bergambar (komik); Sarana statis yang dapat memberikan narasi lebih ringan dan mudah di ikuti ketimbang media cetak lain.

  • Fotografi; Industri yang besar dan banyak memiliki keterkaitan dengan bidang desain lain.

  • Videography; Gambar bergerak lengkap dengan audio banyak dibutuhkan dalam semua industri hari ini.

  • Ilustrasi; Sebagai konteks tambahan dan pelengkap suatu informasi.

  • Animasi; Salah satu media terkomplit sebagai sarana komunikasi visual, membutuhkan dedikasi yang tinggi dan kerjasama tim dari berbagai disiplin ilmu untuk mewujudkannya.

  • Media Interaktif; Website, Aplikasi Mobile, Video Game. Kerjasama yang dibutuhkan jauh lebih kompleks lagi.

Proses Bisnis di bidang Desain Komunikasi Visual

Kreativitas merupakan salah satu nilai jual tinggi di era modern sekarang ini. Dari pemerintahan hingga perusahaan swasta pasti membutuhkan sentuhan kreatif dalam melancarkan proses penyampaian pesan kepada masyarakat luas.

Dalam hal ini, bidang Desain Komunikasi Visual (DKV) memiliki peran penting dalam merealisasikannya. Prospek desain komunikasi visual aka terus berkembang dari tahun ke tahun.

Peralihan tren ke ranah digital ini menjadi pangsa pasar yang besar bagi desain komunikasi visual untuk terus berkarya. Mengingat di dunia digital visual menjadi kunci penting dalam mengenalkan sebuah produk.

Sentuhan visual warna, garis, bidang, bentuk, tipografi, ilustrasi, fotografi, bagan, infografis, dan layout menjadi sarana komunikasi yang dapat menarik konsumen. Melalui komunikasi visual yang tepat, pesan dari produk atau brand lebih mudah diingat masyarakat. Pastinya menghemat waktu dan tenaga. Pasalnya jika dikemas unik dan menarik, akan lebih mudah disebarkan dari mulut ke mulut.

Tidak mengherankan jika desain komunikasi visual memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Bahkan dalam mengembangkan ekonomi kreatif lainnya, seperti kuliner, fashion, kriya, TV dan radio, penerbitan, arsitektur, desain produk, musik, hingga periklanan.

Apa yang Dilakukan Desainer Komunikasi Visual?

Desainer Komunikasi Visual memberikan layanan terkait desain kreatif cetak dan digital yang dapat digunakan untuk berbagai jenis media. Desainer Komunikasi Visual bertanggung jawab untuk membuat produk visual, fisik, dan digital untuk digunakan sebagai tanda, logo, iklan, pajangan, dan lainnya.

Bisnis Desainer Komunikasi Visual juga memanfaatkan teknologi untuk membuat elemen digital untuk situs web dan ruang online. Ini mungkin termasuk mendesain tata letak web, tipografi, ilustrasi digital, dan lainnya.

Dalam banyak skenario, profesional Desainer Komunikasi Visual memiliki latar belakang seni, atau mereka bekerja bersama direktur seni dan pengembang web untuk menghasilkan produk yang tepat untuk proyek tertentu.

Jenis Jasa Desainer Komunikasi Visual

Karena bidangnya sangat luas, Desainer Komunikasi Visual mungkin memilih untuk berspesialisasi dalam satu layanan atau keterampilan tertentu untuk memulai.

Saat memulai bisnis, ini dapat membantu kita membangun target pasar yang baik dan benar. Hasilnya, ini dapat membantu kita menemukan klien yang lebih baik atau membayar lebih tinggi yang mencari keterampilan khusus.

Secara umum, daftar di bawah ini mencakup beberapa jenis layanan Desainer Komunikasi Visual yang paling dikenal yang tersedia di industri:

  • Branding: Desain grafis untuk merek dan pengembangan merek (misalnya, desain logo, skema warna, dll.)

  • Desain cetak: Tata letak dan desain cetak (relevan untuk majalah, surat kabar, dan publikasi fisik atau cetak lainnya)

  • Iklan: Pemasaran dan jasa desain grafis terkait periklanan

  • Pengemasan: Grafik untuk kemasan fisik dan label produk

  • Grafik Gerak: Untuk video, animasi, dll.

  • Grafik Situs Web: Gambar dan desain untuk pengembangan web dan seluler

Salah satu alasan memulai bisnis Desainer Komunikasi Visual adalah layanan ini sangat diminati selama jenis bisnis lain terus ada. Dengan keterampilan dan rencana pemasaran yang tepat, pekerjaan dan prospek bisnis untuk bisnis Desainer Komunikasi Visual sangat positif.

Prospek Bisnis di bidang Desain Komunikasi Visual

Jika kita tertarik mempelajari cara memulai bisnis desainer komunikasi visual, pandangan positif untuk bidang karier secara keseluruhan telah memberi kita kepercayaan diri untuk memulai. Baik kita berasal dari agensi pemasaran besar, firma desain menengah, atau kantor pusat dengan daftar klien freelance yang stabil, penting untuk mencari banyak peluang untuk pekerjaan menarik yang jelas permintaan pasarnya.

Berikut ini mencakup 10 langkah berguna dan praktis untuk menemukan klien dan mewujudkan impian bisnis desain grafis Anda.

1. Tentukan tujuan bisnis Anda

Ungkapan populer “gagal berencana berarti gagal dalam ekseskusi” mungkin klise, tetapi ini terutama berlaku dalam hal memulai bisnis baru. Yang benar adalah bahwa rencana bisnis Anda akan bias kecuali Anda memiliki ide dalam pikiran tentang bagaimana cara untuk bergerak maju.

Meskipun Anda mungkin tidak memiliki jawaban yang sempurna saat baru memulai, tidak ada kata terlalu dini untuk mulai memikirkan hal-hal seperti:

  • Jenis layanan apa yang ingin Anda tawarkan atau dikenal?

  • Apakah Anda akan mendirikan agensi kecil dengan toko sederhana atau sebagai perusahaan dengan banyak karyawan?

  • Berapa banyak pelanggan dan klien yang Anda perlukan pada waktu tertentu untuk mempertahankan anggaran?

  • Berapa jumlah waktu ideal yang dihabiskan per proyek atau tugas?

  • Jenis model bisnis apa yang ingin Anda ikuti untuk kesuksesan jangka panjang?

Semakin spesifik Anda saat pertama kali menguraikan tujuan ini, semakin baik. Selain itu, sebaiknya tetapkan garis waktu untuk kapan dan bagaimana Anda akan menyelesaikan langkah-langkah tertentu.

Temukan mentor yang berpengalaman atau pastikan mengembangkan sistem untuk memeriksa dan mengevaluasi kembali tujuan Anda setelah Anda menjalankan bisnis setidaknya selama beberapa bulan.

2. Pastikan Anda memiliki alat dan keterampilan yang dibutuhkan

Meskipun tidak selalu merupakan karakteristik negatif, desainer grafis yang berasal dari latar belakang karier yang mapan sering kali memiliki banyak sumber daya, alat, dan keunggulan lain yang mereka miliki.

Ketika Anda meninggalkan pekerjaan profesional, Anda mungkin mendapati Anda tidak lagi memiliki beberapa alat yang Anda butuhkan. Ini termasuk dasar-dasar seperti laptop, software desain dan alat premium lainnya.

Catat alat apa yang dapat membuat Anda akses di rumah dan kantor Anda sendiri dan apa yang mungkin perlu Anda beli sebagai investasi bisnis. Sumber daya ini mungkin termasuk:

  • Laptop yang mumpuni dengan jumlah memori dan pemrosesan yang tepat

  • Hard drive eksternal untuk menyimpan dan membuat cadangan file

  • Software desain seperti Adobe Illustrator, Photoshop atau InDesign (beberapa opsi paling populer, meskipun tentu saja bukan daftar eksklusif)

  • Printer yang berfungsi untuk menangani produk fisik, cetak biru, atau file cetak

  • Materi pemasaran dan perlengkapan kantor lainnya

Selain itu, Anda juga harus mengevaluasi keterampilan apa (baik pribadi maupun profesional) yang Anda miliki. Jika Anda memiliki pengetahuan kerja yang kuat tentang cara memasarkan bisnis desain baru Anda, itu dapat membantu menghemat uang dan waktu pada awalnya.

Namun, jangan takut untuk berinvestasi pada sumber daya tak berwujud dan keterampilan yang Anda butuhkan untuk membantu bisnis Anda benar-benar berkembang.

3. Lakukan penelitian kompetitif

Ini mungkin rahasia umum, tetapi desain grafis adalah industri yang cukup kompetitif. Ada banyak desainer berbakat di bidangnya, dan ada juga perusahaan mapan dan cakap yang bekerja dengan klien besar secara konsisten.

Penting untuk tidak berkecil hati ketika Anda mulai menyadari atau menemukan betapa banyak penyedia layanan desain grafis di luar sana.

Sebagai pemilik bisnis baru, Anda akan mulai mencari terget pasar Anda sendiri di industri ini dan melayani klien dan pelanggan yang sesuai dengan keterampilan dan keahlian Anda.

Itulah mengapa penting juga untuk mengetahui apa tujuan Anda saat memulai bisnis desain, dan sumber daya apa yang tersedia di ujung jari Anda.

Saat Anda mulai melakukan riset kompetitif dalam bisnis desain grafis, temukan jawaban untuk pertanyaan berikut:

  • Apakah pesaing mengenakan tarif per jam atau per proyek?

  • Berapa tarif rata-rata klien untuk proyek desain grafis di daerah Anda?

  • Apa kesamaan yang dimiliki oleh bisnis desain grafis yang paling sukses?

  • Kebutuhan atau masalah apa yang bisa diselesaikan oleh perusahaan-perusahaan ini dengan klien?

  • Karakteristik apa yang membedakan Anda dari bisnis lain?

4. Buat daftar klien yang potensial

Jika Anda berasal dari latar belakang freelance, kemungkinan Anda sudah memiliki daftar klien atau rujukan berulang yang berjalan. Ketika Anda beralih ke struktur bisnis desain grafis penuh waktu, pastikan untuk berkomunikasi dengan klien ini perubahan apa yang dapat mereka harapkan.

Ini juga bermanfaat untuk mengumpulkan daftar koneksi atau klien potensial dan mengisinya dengan usaha baru Anda.

Anda dapat menggunakan jaringan dan platform profesional seperti LinkedIn untuk terhubung dengan klien, atau Anda dapat menyebarkan berita tentang situs web bisnis baru Anda.

Ingatlah bahwa jika Anda bekerja di perusahaan lain sebelum bisnis Anda, bukanlah ide yang baik atau etis untuk membawa klien ini ke bisnis baru Anda.

Bahkan mungkin ada klausul non-bersaing dalam kontrak Anda sebelumnya yang melarang menghubungi klien sebelumnya dari sudut pandang hukum.

5. Bangun anggaran dan pendanaan untuk bisnis desain grafis Anda

Untuk memulai bisnis desain grafis baru Anda, Anda mungkin perlu mengajukan pinjaman bisnis atau menggunakan uang pribadi. Jika Anda tidak memiliki aset tunai individu untuk diinvestasikan, Anda harus terlebih dahulu menjelajahi opsi luar untuk mendapatkan pendanaan.

Tetapkan jumlah uang atau anggaran tertentu untuk setiap item yang Anda butuhkan untuk memulai bisnis Anda di jalur yang benar. Biaya memulai bisnis desain grafis mungkin termasuk:

  • Perangkat keras atau program komputer baru
  • Biaya sewa ruang kantor
  • Uang untuk membayar asisten atau karyawan
  • Biaya yang terkait dengan pemasaran (misalnya, mengembangkan rencana pemasaran, desain logo, dan membangun situs web perusahaan) atau administrasi
  • Pendidikan tambahan, pelatihan dan kursus

Saat Anda merencanakan anggaran jangka panjang, pertimbangkan pendapatan yang masuk dari proyek dan klien. Seberapa banyak Anda dapat menghilangkan pengeluaran sambil memulai untuk mengamankan masa depan keuangan yang lebih stabil?

Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting, dan calon investor atau petugas kredit kemungkinan besar ingin mengetahui jawabannya.

6. Dapatkan legalitas bisnis

Meskipun rencana bisnis Anda penting, begitu juga dengan struktur hukum dari bisnis desain grafis yang baru Anda bangun

Lakukan penelitian menyeluruh dan putuskan apakah Anda ingin menjadi:

  • Kepemilikan tunggal
  • Kemitraan umum atau terbatas
  • Perusahaan

Struktur hukum bisnis Anda memengaruhi segalanya mulai dari cara Anda membayar pajak negara , hingga cara Anda bekerja dengan karyawan, dan juga pengeluaran bisnis mana yang dapat mengurangi pajak.

Jika Anda tidak yakin bagaimana merencanakan langkah ini, Anda perlu terhubung dengan akuntan yang berspesialisasi dalam membantu pemilik bisnis kecil membuat keputusan yang tepat sebelum peluncurannya.

Anda juga harus siap untuk mengajukan dokumen hukum yang diperlukan dengan daerah Anda untuk menjalankan bisnis secara legal dan bertanggung jawab.

7. Tetakan struktur harga yang layak

Salah satu pertanyaan pertama yang mungkin ditanyakan pelanggan baru adalah berapa banyak Anda mengenakan biaya untuk layanan tertentu.

Sebagai bisnis formal, selalu bersiaplah untuk memberikan jawaban standar berdasarkan struktur harga yang telah ditentukan sebelumnya. Pelanggan berharap untuk diperlakukan dengan adil dan memiliki transparansi dalam hal jumlah biaya yang harus mereka keluarkan untuk layanan Anda.

8. Buat ruang kerja yang baik

Jika Anda terbiasa bekerja dari rumah sebagai desainer grafis lepas, Anda mungkin sudah memiliki ruangan yang sesuai untuk hari kerja Anda. Saat Anda menjadi bisnis yang sebenarnya, Anda perlu memikirkan lebih banyak detail untuk memastikan produktivitas dan alur kerja yang kuat. Contohnya:

  • Apakah Anda membutuhkan ruang tambahan untuk karyawan baru? Berapa banyak?
  • Apakah Anda akan menyimpan peralatan atau perlengkapan lain untuk menyelesaikan proyek?
  • Apakah area kerja bebas dari gangguan dan kebisingan?
  • Apakah Anda memerlukan ruang pribadi untuk bertemu dengan klien secara pribadi?

Meskipun beberapa pertanyaan ini mungkin tidak berlaku saat Anda pertama kali memulai bisnis desain grafis, pastikan untuk memperhitungkan pertumbuhan bisnis saat Anda merencanakan cara menggunakan ruang Anda di masa depan.

9. Bangun relasi bisnis yang potensial

Setelah Anda secara resmi memulai bisnis desain grafis, sekarang saatnya menyebarkan berita dan mulai mencari relasi dan membangun jaringan. Meskipun Anda mungkin harus mengambil langkah keluar dari zona nyaman Anda, menyebarkan berita tentang bisnis Anda adalah tanggung jawab utama di masa-masa awal.

Jika ada forum profesional di lingkungan atau komunitas Anda, sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi anggota. Jika Anda memiliki koneksi di komunitas bisnis lokal, bagikan tautan ke situs web atau portofolio baru Anda.

Jika Anda memilih untuk bekerja dengan koneksi pribadi (seperti teman atau anggota keluarga), pastikan mereka memiliki pemahaman yang baik tentang batasan dan persyaratan bisnis Anda. Meskipun menyenangkan untuk mengulurkan tangan untuk membantu, bukanlah ide yang baik untuk terus bekerja secara gratis.

10. Pasarkan bisnis desain grafis Anda

Kebanyakan pakar bisnis setuju bahwa kesuksesan instan itu hampir mustahil. Pemilik bisnis baru harus meluangkan waktu untuk mempertimbangkan bagaimana memasarkan layanan dan produk mereka. Dengan desain grafis, Anda sering dapat menggunakan proyek sebelumnya untuk menunjukkan bakat dan keterampilan layanan pelanggan Anda.

Baik Anda menyimpan layanan pemasaran sendiri atau memilih untuk bekerja dengan konsultan bisnis, luangkan waktu untuk memastikan bahwa semua materi pemasaran (termasuk situs perusahaan Anda) mengomunikasikan misi dan tujuan merek Anda.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Memulai Bisnis Desain Grafis

Meskipun sebagian besar profesional memulai bisnis desain grafis dengan niat terbaik, kesalahan bisa saja terjadi. Sangat mudah untuk terjebak dalam detail kecil saat tekanan dalam bisnis terlalu besar.

Meski begitu, ada beberapa kesalahan penting yang harus selalu Anda hindari saat mulai membangun bisnis dan layanan Anda.

Menghindari kesalahan ini dapat membantu Anda menyelamatkan reputasi perusahaan, anggaran, dan bahkan ketenangan pikiran Anda.

Menyelesaikan pekerjaan tanpa perjanjian formal

Sejak klien pertama Anda, selalu siapkan sistem perjanjian kontrak. Kontrak resmi harus berfungsi sebagai dokumen yang mengikat secara hukum yang menguraikan persyaratan pekerjaan Anda dan peran klien dalam proses peninjauan.

Kontrak membantu memperkuat kebijakan penting seperti:

  1. Berapa biaya proyek klien setelah selesai
  2. Seperti apa proses peninjauan nanti (berapa banyak pengeditan dan revisi yang tersedia)
  3. Jam kerja dan protokol komunikasi
  4. Non-negosiabel atau standar untuk desain
  5. Harapan dan keinginan klien (misalnya, Jenis huruf, gambar tertentu, dll.)
  6. Kebijakan hak cipta dan merek dagang, selain informasi hukum penting lainnya
  7. Proses resmi untuk menyelesaikan setiap perselisihan, pembayaran yang terlewat, dll.

Kontrak membantu memastikan bahwa kedua belah pihak berada pada pemahaman yang sama sebelum proyek  dimulai. Selain itu, mereka memastikan bahwa desainer dan profesional kreatif lainnya tidak terjebak dalam menyelesaikan pekerjaan gratis atau tidak berbayar sebagai akibat dari permintaan dan opini klien.

Bekerja tidak sesuai layanan atau standar Anda

Terkadang, merupakan ide yang bagus untuk memperluas batas kreativitas Anda dan memperluas layanan yang ditawarkan oleh bisnis desain grafis Anda.

Dengan melakukan itu, ketika Anda memulai sebuah perusahaan desain grafis, Anda dapat membuka pintu peluang baru dan membangun portofolio karya inovatif yang mengesankan.

Meski begitu, desainer yang baik selalu otentik dan jujur ​​dalam proses dan gaya desain mereka. Jika ada sesuatu di luar bidang pengetahuan atau keahlian Anda, pastikan untuk mengatakannya.

Kemungkinannya adalah, Anda akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik jika Anda yakin bahwa kebutuhan proyek selaras dengan gaya, keterampilan, dan bahkan nilai Anda.

Demikian pula, penting untuk diketahui bahwa Anda tidak harus menyetujui setiap proyek saat Anda memulai perusahaan desain grafis.

Meskipun mungkin terdengar menakutkan jika menolak bisnis, mungkin ada situasi tertentu di mana Anda tidak dapat menyelesaikan tugas dengan integritas atau ketepatan yang Anda inginkan. Dalam situasi ini, Anda boleh mengevaluasi dengan cermat apa yang diminta klien dan memutuskan apakah Anda cocok atau tidak pada proyek ini.

Membangun Visibilitas Secara Online

Desain grafis mencakup banyak pekerjaan “heads-down” yang membutuhkan fokus, akurasi, dan perhatian terhadap detail. Namun, ketika Anda bertransisi dari hanya seorang desainer grafis menjadi seorang wirausaha, Anda harus memiliki kapasitas mental untuk memenuhi persyaratan lain juga.

Salah satu tugas ini adalah menciptakan visibilitas online untuk merek atau bisnis baru Anda. Baik Anda memilih platform media sosial tertentu atau mendesain situs web yang ramah pengguna, sangat penting bagi calon klien untuk mengetahui cara menemukan Anda dan mempelajari lebih lanjut tentang layanan Anda.

Meskipun pemasaran dari mulut ke mulut sangat bermanfaat, jangan lupa bahwa konsumen modern secara teratur menggunakan media online. Tanpa beberapa jenis profil atau situs web, bisnis Anda mungkin dianggap tidak profesional atau tidak dapat diakses jika dibandingkan dengan pesaing.

Membangun Visi dan Misi

Sekarang Anda telah mempelajari cara memulai bisnis desain grafis, apakah Anda siap untuk benar-benar membawanya ke level yang baru? Saatnya mengembangkan misi atau pernyataan visi.

Manfaat mengembangkan pernyataan misi meliputi:

  1. Kemampuan untuk menentukan “mengapa” di balik usaha bisnis Anda
  2. Kesempatan untuk melihat dan menemukan kembali motivasi dan tujuan
  3. Kesempatan untuk berbagi apa yang Anda hargai dengan pelanggan Anda
  4. Kesempatan untuk kembali fokus ketika segala sesuatunya menjadi sibuk, sulit atau membuat stres
  5. Gagal membuat pernyataan misi atau visi merupakan kesalahan yang mudah dilakukan karena banyak detail lain yang harus mendapatkan perhatian Anda.

Namun, dengan visi dan misi yang jelas berarti Anda sudah memiliki satu tempat dapat membantu Anda tetap berkomitmen pada kerja keras dalam membangun bisnis Anda dan mengatasi tantangan.

Download Modul K3 Dalam Berbisnis Desain Komunikasi Visual dan Bekerja di Industri

Download Modul K3 Dalam Berbisnis Desain Komunikasi Visual dan Bekerja di Industri

TUGAS MANDIRI!

Setelah Siswa Membaca Materi dan Mendapat Tambahan Penjelasan di Kelas, Coba Kerjakan Tugas  berikut ini...

Bila saat ini Anda sudah memulai bisnis atau usaha di salah satu Jenis bidang DKV yang sudah dijelaskan pada materi DKV dan Usaha Anda sudah berjalan sangat baik dan Andapun sudah profesional di bidang DKV, apa tindakan Anda selanjutnya?

Posting Komentar untuk "Materi Pembelajaran 2 DKV - K3 Dalam Berbisnis Desain Komunikasi Visual dan Bekerja di Industri"