Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alur Kerja Sistem Berorientasi Objek

Alur Kerja Sistem Berorientasi Objek

A. Alur Kerja Sistem Berorientasi Objek

Alur kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah rangkaian langkah kerja yang dilakukan untuk  mencipatakan atau menambahkan nilai kepada aktivitas organisasi.dalam sebuah alur kerja yang bersifat rangkaian ,masing masing tahapan kerja akan bergantung pada langkah kerja sebelumnya .ketika membangun atau menganalisis sebuah alur kerja ,ada bebrapa hal penting yang perlu diperhatiakn ,antara lain sebagai berikut:

  1. Apa pekrjaan yang harus diselesaikan ?
  2. Siapa yang bertangguang jawab untuk melakukan apa?
  3. Kapan masing-masing pekerjaan dilakukan?
  4. Kapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pekerjaan dapat dilakukan?

B. Activity Diagram

Activity Diagram atau Diagram aktivitas adalah bentuk visual dari alur kerja yang berisi aktivitas dan tindakan, yang juga dapat berisi pilihan, atau pengulangan. Dalam Unified Modeling Language(UML), diagram aktivitas dibuat untuk menjelaskan aktivitas komputer maupun alur aktivitas dalam organisasi. Selain itu diagram aktivitas juga menggambarkan alur kontrol secara garis besar.

Diagram aktivitas memiliki komponen dengan bentuk tertentu, dihubungan dengan tanda panah. Panah tersebut mengarahkan urutan aktivitas yang terjadi, dari awal sampai akhir. Yang perlu diperhatikan yaitu diagram aktivitas bukan menggambarkan aktivitas sistem yang dilakukan aktor, tetapi menggambarkan aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. .

Activity diagram pada beberapa waktu dianggap sama seperti flowchart (diagram alur), namun meskipun diagram terlihat seperti sebuah diagram alur, tetapi sebenarnya berbeda. Activity diagram menunjukkan aliran yang berbeda seperti paralel, bercabang, bersamaan dan tunggal.

Tujuan Activity Diagram

Tujuan utama dari Activity Diagram adalah menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses agar lebih mudah dipahami. Activity diagram juga digunakan untuk menunjukkan aliran pesan dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya:

Adapun tujuan pembuatan Activity Diagram lainnya yaitu :

  1. Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses
  2. Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis
  3. Membantu memahami proses secara keseluruhan
  4. Menggambarkan aliran paralel, bercabang dan bersamaan dari sistem

Komponen Activity Diagram

Komponen yang ada pada Activity Diagram antara lain:

Start Point/ Initial State (Titik Mulai)

Start Point merupakan lingkaran hitam kecil, yang menandakan tindakan awal atau titik awal aktivitasuntuk setiap diagram aktivitas.

Start Point/ Initial State (Titik Mulai)

Activitiy (Aktivitas)

Activity menunjukan aktivitas yang dilakukan atau yang sedang terjadi dalam activity diagram.

Activitiy (Aktivitas)

Action Flow (Arah)

Action Flow digunakan untuk transisi dari suatu tindakan ke tindakan yang lain atau menunjukan aktivitas selanjutnya setelah aktivitas sebelumnya.

Action Flow (Arah)

Decision (Keputusan)

Decision adalah suatu titik atau point pada activity diagram yang mengindikasikan suatu kondisi dimana ada kemungkinan perbedaan transisi.

Decision (Keputusan)

Synchornization

Synchornization dibagi menjadi 2 yaitu fork dan join.

  1. Fork (percabangan) digunakan untuk memecah behaviour menjadi activity atau action yang paralel.
  2. Join (penggabungan) untuk menggabungkan kembali activity atau action yang paralel.
  3. Merge Event(Menggabungkan)
  4. Merge Event berfungsi untuk menggabungkan flow yang dipecah oleh decission.

Synchornization

Swimlanes

Swimlanes berfungsi untuk memecah activity diagram menjadi baris dan kolom untuk membagi tangung jawab obyek-obyek yang melakukan aktivitas.

Swimlanes

Final State/End Point (Titik Akhir)

Final State menunjukan bagian akhir dari aktivitas.

Final State/End Point (Titik Akhir)

Activity diagram memberikan beberapa keuntungan kepada pengguna,anatara lain sebgai berikut:

  • mendemontrasikan logika adari sebuah algoritme
  • menggambarkan langkah langkah yang dilakukan dalam sebuah diagram use case
  • menggambarkan proses bisnis atau alur kerja diantara pengguna dan sistem
  • menyederhanakan dan meningkatkan berbagai proses dengan cara mengklarifikasi use case yang komleks
  • memodelkan elemen elemen arsitertur perangkat lunak ,seperti fungsii metode,atau operasi.

Kebutuhan Sistem Berorientasi Objek

Untuk mengetahui kebutuhan sistem berorientasi objek, maka perlu dilakukan analisis. Analisis yang dimaksudkan sebagai berikut:

Analisis adalah Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagi an untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Studi dari suatu permasalahan dengan cara memilah-milah permasalahan tersebut sehingga dapat dipahami dan dievaluasi, sebelum diambil tindakan-tindakan tertentu.

Agar kebutuhan sistem dapat diketahui, perlu digunakan suatu metode dalam analisisisnya. Metodologi adalah cara sistematis untuk mengerjakan pekerjaan analisis dan desain. Dengan metodologi, pihak yang membangun suatu sistem dapat merencanakan dan mengulangi pekerjaan di lain waktu. Metodologi menghilangkan kesalahpahaman dan menghilangkan perbedaan notasi untuk suatu hal yang sama. Metode yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibangun. Selain itu metode juga harus mudah digunakan dan dimengerti oleh pengembang perangkat lunak. Metodologi orientasi objek yang digunakan dalam analisis berorientasi objek antara lain:

A.  Metode Booch

Dikenal dengan nama Metode Desain Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain ke dalam empat tahapan yang iteratif (dapat berulang), yaitu identifikasi kelas-kelas dan objek-objek, identifikasi semantik dan hubungan objek dan kelas tersebut, perincian interface dan implementasi.

B.  Metode Rumbaugh (Object Modelling Technique – OMT)

Metode ini berdasarkan pada analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship. Tahapan utama dalam metodologi ini adalah analisis, desain sistem dan desain objek, dan implementasi. Keunggulan metode ini adalah dalam penotasian yang mendukung semua konsep object oriented.

C.  Metode Jacobson (Object Oriented Software Engineering – OOSE)

Metode yang mengandung elemen-elemen dari Object Oriented lainnya. Metode ini memberi penekanan lebih pada use-case. OOSE memiliki tiga tahapan yaitu membuat model requirement dan analisis, desain dan implementasi, dan model pengujian (tes model). Keunggulan metode ini adalah mudah untuk dipelajari karena memiliki notasi yang sederhana, mencakup seluruh tahapan dalam rekayasa software.

D.  Metode Coad dan Yourdon

Metode ini didasarkan pada pemodelan Object Oriented dan entity-relationship. Metode ini mempunyai perancangan yang berfokus pada empat komponen yaitu Problem domain componet, Human interaction componet, Data management component dan Task management component.

E.  Metode Wirfs-Brock

Responsibility Driven Design/-Class Responsibility Collaboration (RDD/CFC) Metode ini diarahkan pada desain, tetapi sangat berguna untuk memunculkan ide dalam tahap analisis. Keunggulannya adalah mudah digunakan, metode ini juga mengidentifikasikan hirarki kelas dan subsistem-subsistem.

F.  Metode Shlair-Mellor Object Oriented Analysis/Design (OOA/D)

Metode yang menggunakan teknik pemodelan informasi tradisional yang menjelaskan entitas dalam sistem, menggunakan state diagram untuk memodelkan keadaan (state) entitas, menggunakan data flow diagram untuk memodelkan alur data dalam sistem. Metode ini menghasilkan tiga jenis model yaitu: information model, state model dan process model. Keunggulan metode ini adalah dalam memandang masalah dari sudut pandang yang berbeda, mudah dibuat (dikonversi) dari metode struktural.

2 komentar untuk "Alur Kerja Sistem Berorientasi Objek"